Analisis dan Resensi Novel My Friends My Dreams



My Friends My Dreams

Marcella, cewek cantik dari Jakarta, merasa dikirim ke pulau terpencil tak berpenghuni ketika keluarganya memutuskan pindah ke Jogja. Sementara Joy, mojang Bandung yang berpenampilan acak-acakan memilih Jogja sebagai “tempat pelarian” dari kedua orangtuanya yang hendak bercerai. Dan Wening, cewek kuper, rendah diri, dan penyakitan yang berasal dari daerah Gunung Kidul, datang ke Jogja dengan membawa segepok impian.
Ketiga gadis dengan latar belakang berbeda itu mulai bersahabat, meski awalnya tidak mudah. Keakraban terjalin ketika ketiganya mulai berbagi obsesi. Marcella ingin mendirikan band sekolah, Joy ingin dapet cowok, dan Wening ingin popular. Mereka saling membantu dalam mengejar impian masing-masing.
Ada juga saat-saat ngga enak. Saat Wening terserang sesak napas di lapangan basket dan ketahuan bohong. Saat Marcella bikin rambut Wening seperti tikus jatuh dari got. Saat cowok yang ditaksir Joy justru naksir Marcella.
Satu semester telah berlalu, Marcella hampir berhasil menggapai impiannya, tinggal selangkah lagi maka band impian akan terwujud. Walaupun impian Joy belum bisa dicapai semester ini tapi Joy merasa sangat bahagia karena orangtuanya berencana untuk membatalkan perceraian mereka. Sementara Wening mengubah obsesinya yaitu ingin memiliki banyak teman, karena dia sadar bahwa menjadi populer tidak akan menyenangkan ketika tidak ada sahabat disamping kita.
Mereka yang menargetkan obsesi pada semester ini berencana untuk memperpanjang batas waktunya sampai obsesi mereka bisa terwujud. Masih banyak waktu dan banyak hal lain yang perlu dikejar karena memang mereka masih muda.

Analisis Unsur Instrinsik My Friends My Dream

Nena Astriani
XII RPL 1

Tema: Persahabatan
Latar Tempat :
1.  Gerbang Sekolah <Pintu gerbang sekolah tinggal due meter.-halaman 16>
2.  Kamar <perempuan setengah baya itu mempersilahkan kami langsung masuk ke kamar Joy.halaman 42>
3.  Ruang TV <aku mendekati bapak-ibuku yang sedang menonton berita TV.halaman 59>
4.  Kantin sekolah < Braakk. Itu bunyi tas Marcella menggebrak meja kantin.halaman64>
5.  Jalan <Ia pasti heran melihat anak yang nyaris terserempet motor tapi senyum-senyum kesenangan. Halaman 74>
6.  Salon <”Tenang aja, salon ini nggak terlalu mahal kok.” Halaman 127>
Latar Waktu :
1.     Senin, 26 Juli 2004 <halaman 7>
2.    Pagi hari <Devon benar-benar telepon pagi itu.halaman 72>
3.    Pukul 4 sore hari. <gerimis pertama turun sore itu. Tepat jam 16.00, sebuah Honda Jazz biru berhenti dipagar.-halaman 103>
4.    Malam hari. <Malam ini kami tertidur dengan jari-jari tangan terentang setelah sebelumnya menyesal habis-habisan karena kuku basah itu menghalangi kami makan bitter ballen dan membuka-buka majalah.-halaman 123>
5.    Pagi hari < esok harinya, gue bener-bener nggak nafsu berangkat sekolah.halaman 147>
Latar Budaya : budaya masyarakat Jakartaà jalanan macet
Budaya
Latar Suasana :
1.     Malas <super-super-super males gue seret tas Spiderbilt biru donker gue (hadiah perpisahan dari geng gue).-halaman 7>
2.    Bahagia < Berbunga-bunga adalah perasaanku saat ini-halaman 8>
3.    Kecewa < Yee, segede-gedenya gajinya yang sekarang juga nggak bakal sebanyak gajinya dulu.-halaman 11>
4.    Bersyukur <jadi gue jauh lebih beruntung daripada Joy dong.halaman 25>
5.    Kesal < udah bikin poster keren untuk audisi bassist dan gitaris. Eh Devon bilang, nggak perlu audisi-audisian.halaman 154>
Latar Sosial :
Alur: Maju
Gaya Bahasa
·         Tidak baku : Gue <gue nggak ingin bangun pagi.-halaman 7>
Keukeuh <aku malah justru keukeuh membenci Papa dan Mama yang jelas sayang banget ke aku.halaman 25>
Eike <ada model baru, gres. Eike coba, ya?”.halaman 128>
Nggak <kamu sadar nggak sih, mereka teman kita semua. Halaman 154>
Doi <gue yakin doi nggak separah itu. Halaman 155>
·         Baku :aku <”Aku dari Bandung.halaman 23”
·         Bahasa Asing :
- Inggis : Please <please dong balikin hari ini jadi hari Sabtu,-halaman 7>
Mood, Happy <baru hari ini ada kejadian tas baru nggak bikin mood gue happy.-halaman 7>
Well <well, apa yang perlu gue bawa hari ini.-halaman 7>
Shopping <gajinya bisa buat beli mobil Honda Jazz dan shopping ke Singapura.-halaman 10>
They’re my best friend.<halaman11>
Just dream for it!.<halaman 12>
Good bye.<halaman 14>
Show room.<halaman 15>
You look wonderfull.<halaman 16>
Cheer up honey.< “cheer up honey. Semoga hari kamu indah. Do’ain juga kerjaan Papa ya”.halaman 16>
Who cares.<”fuih, rada grogi juga, tapi who cares?.halaman 17>
Feeling.<nggak tahu kenapa tiba-tiba saja feeling gue nggak enak.halaman 24>
I’ll be there when you need me.<halaman 24>
How I miss them right now.<halaman 25>
Broken heart.<”kamu lagi broken heart, ya?” Tanya Joy.-halaman 81>
Don’t give up your obsession. <”Hei, Don’t give up your obsession,” Kata Marcella.-halaman 121>
bitter ballen.<Malam ini kami tertidur dengan jari-jari tangan terentang setelah sebelumnya menyesal habis-habisan karena kuku basah itu menghalangi kami makan bitter ballen dan membuka-buka majalah.-halaman 123>
you look different.<”Eng… you look different,”kata Marcella.halaman 130>
it shocks me that he isn’t shocked at all by my shocking red.<halaman 136>
-  Jawa : Paklik, Bulik <”Pamit dulu ya, Paklik, Bulik,”-halaman 8>
Nduk <”Iya, Nduk, hati-hati,”-halaman 8>
Ndak <ndak pernah berani ngomong walau didepan temanku snediri.halaman 29>
·      Bahasa Indah : kataku dengan senyum terkembang <halaman 8>
Aku berjalan dengan langkah ringan, serasa melayang <halaman 8>
Berbunga-bunga adalah perasaanku saat ini < halaman 8>
Ternyata si pungguk bisa jadi teman dekat si putri Bulan. <halaman 40>
Masalahnya aku tak pernah yakin apakah aku mau mengobarkan surga cokelat dan makan malamku<halaman 125>
Rambut Marcella tampak berkilau-kilau indah setelah di-creambath<halaman 131>
Aku suka. Aku suka. Kata-kata itu seperti bunyi music dewa-dewi. SUKA<halaman 137>
Aku berdoa semoga teman-temanku tak mendengar bunyi “keretak-keretak” karena hatiku hancur berkeping-keping<halaman 140>
Wajahmu bagai bulan purnama yang sinarnya memnah hatiku. Halaman 145
Senyummu bagai mawar yang durinya menancap lebut di pembuluh darahku.halaman 145
Bisa-bisanya dia bilang Devon tuh cowok setengah dewa karena dia superbaik, perhatian dan gentle.halaman 153
Mawar merah delapan tangkai untuk setiap huruf “I Love You”.halaman 161

·        Majas Hiperbola : Tapi impian itu hancur lebur kayak gelar wine yang dijatuhin dari puncak Monas.halaman 11
Apalagi aku lihat mata anak itu berkaca-kaca.halaman 24
Ini lagi yang gue benci setengah mati.halaman 16
Tapi berjalan disamping dia kayak kunang-kunang di dekat lampu neon.halaman 33
Kepalaku berdengung dan bintang-bintang bertaburan didepan mataku.halaman 85
·           Majas Asosiasi <perumpamaan> : Mama tampak kesal banget mirip kertas tisu yang lecek terlipat-lipat.halaman 14
Tanya cewek cantik itu dengan mata bersinar bak lampu disko.halaman 30
·      Majas Litotes : Gimana mau keren kalo ukuran rumah Cuma selebar sangkar burung.halaman 48
·      Majas Sinisme : Terus kata temenku : kentut aja fales, gimana mau nyanyi.halaman 30
Yang model sepatunya ya ampun, dari zaman kuda makan cendol.halaman 19
Di Jogja tuh, mall bisa diitung dengan sebelah tangan.halaman 15
·      Majas Metafora : Dia mengoleskan entah apa, tapi yang jelas rambut Joy jadi benar benar mirip tikus kecemplung got.halaman 129
Aku juga merasa aku ditakdirkan untuk punya rambut seperti sapu ijuk.halaman 128
Dibanding kakak-kakakku, aku ini kambing hitam keluarga.halaman 29
·      Majas Metonimia <pertautan> :Kuseruput Coca-Cola yang tersisa. Halaman 68
Aku melihat Honda Jazz biru perlahan-lahan menuju gerbang. Halaman 74

Sekilas gue lihat kobaran api dipunggungnya.halaman 150
Aku yakin pasti Joy punya alasan kuat untuk tidak berangkat, tapi mana berani aku menentang si mercon banting cantik itu.halaman37
Marcella dan Devon juga masih perang dingin.halaman 39
Ada yang mencekikku, ada seton batu diatas dadaku.halaman 86
Praktis aku Cuma jadi obat nyamuk di antara Marcella dan Devon.halaman 138
Aku juga berdoa semoga teman-temanku tidak mendengar konser dari dalam perutku.halaman 140

Penokohan :
Marcella : Cantik <Marcella is perfect, anaknya cantik, pinter, asyik. Halaman 33>
Cerdas, kreatif < Marcella memang empurna, pintar, punya segudang ide kreatif.halaman 47>
Suka Belanja<santai aja coy, yang mo shopping itu gue bukan loe.halaman 104>
Boros <berarti gue tadi belanja lima ratus ribu dong. Aduh, gimana nih, tinggal dua ratus ribu buat sebulan. Halaman 111>
Pinter Ngomong <selama ini gue dikenal punya kemampuan ngomong di depan public dengan bagus.halaman 42>
Joy : Cewek tomboy, Cuek Dan Berantakan, gendut
jerawatan<aku harap mata Devon minus delapan sehingga tidak sadar dengan adanya gunung-gunung jerawat dipipiku. Halaman 75>
Wenning : Gadis polos,
Kuper<ndak pernah berani ngomong walau didepan temanku snediri.halaman 29>
Penyakitan<cewek yang kalo capek dikit aja langsung asma.halaman 29>
kutu buku<aku lebih suka di perpustakaan, baca-baca buku, majalah. Halaman 58>

Sudut Pandang: pengarang sebagai orang ketiga yang menjadikan kota Jogjakarta sebagai latar belakang ceritanya

Amanat:
  1. Dalam persahabatan, perbedaanlah yang membuat semuanya terasa lebih berwarna
  2. Kita tidak bisa menggapai cita-cita tanpa bantuan orang lain
  3. Sahabat yang baik bukan dia yang tidak pernah memberikan kritik terhadapmu, tapi dia yang selalu mengkritik kamu supaya kamu lebih baik lagi
  4. Belum tentu sahabat  yang selalu menemanimu itu adalah yang terbaik
  5. Kita bisa kalau kita terbiasa. Dan terbiasa itu akan ada kalau kita membiasakannya
  6. Jangan menilai sesuatu sebelum kita mengenalnya
  7. Ketika apa yang kita inginkan belum terwujud, jangan pernah menyerah untuk menggapainya.
  8. Lakukan yang terbaik untuk hasil yang terbaik
  9. Semua butuh waktu, apalagi kita masih muda. Masih banyak waktu dan hal lain yang harus dikejar
  10. Persahabatan itu ibarat sekotak krayon, Masing-masing memiliki warna yang berbeda, Tapi jika dipadukan. Mereka akan menampilkan warna yang indah bak sebuah pelangi.

Nilai Pendidikan : tolong menolong “Mereka saling membantu dalam mewujudkan obsesi masing-masing”halaman  61
Nilai Religius :
Nilai social :
Nilai budaya : anak kos yang tidak sempat makan pagi cukup dikarenakan antri mandi dan nyuci baju sebelum berangkat sekolah. Halaman 124
                                    Pajamas party (pesta ala ABG, menginap dan ngobrol sampai pagi). Halaman 89
Nilai moral : jangan menyalahkan seseorang ketika kita tertimpa masalah. Hargai usaha mereka yang berniat baik untuk menolong kita. Halaman 146
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Percakapan di Hotel, Restoran, Bandara, Rumah Sakit, dan Tour

Script Jadwal Pelajaran dalam C++